Rabu, 23 Februari 2011

Masalah-Masalah Pokok Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Masalah-Masalah Pokok Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Masalah dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Indonesia dalam Rangka Penguatan Ekonomi Domestika Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2010

Krisis keuangan global tahun 2008 diduga membawa dampak yang besar dan perubahan signifikan pada perekonomian global. Perekonomian dunia tahun 2009 kontraksi sebesar 2.2 persen , sehingga banyak kalangan menyebutnya sebagai penyebab krisis ekonomi global terburuk sejak Perang Dunia kedua. Walau krisis keuangan tersebut bermula di salah satu negara maju, dampaknya sampai ke perekonomian di negara berkembang melalui berbagai saluran, antara lain penurunan aliran modal masuk dan peningkatan suku bunga pinjaman, menipisnya sumber daya pembiayaan pembangunan dari negara donor, dan penurunan permintaan ekspor. Dengan kemungkinan adanya pengaruh lanjutan dari krisis, dan di tengah penurunan ketersediaan sumber dana pembangunan secara global, pemerintah di negara berkembang dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan belanja yang vital untuk mencegah kemerosotan perekonomian domestik dan kesejahteraan penduduk yang lebih dalam, seperti pengeluaran untuk jaring pengaman sosial, pembangunan sumber daya manusia, dan infrastruktur. Krisis ditengarai memiliki implikasi jangka panjang di negara berkembang. Tanpa strategi dan penanganan yang baik, Bank Dunia menduga krisis meningkatkan jumlah penduduk miskin dunia sampai 200 juta. Ketahanan ekonomi domestik (resilience) dianggap merupakan faktor penting yang menyebabkan perbedaan skala dampak krisis global di negara berkembang. Isyu ini juga sempat hangat dibicarakan di Indonesia, namun nampaknya belum pemah dibahas secara lebih mendalam. Apa yang sebenarnya
dimaksud dengan ketahanan ekonomi domestik? Ada pihak yang mengaitkannya dengan tingkat external trade exposure, di mana negara (atau sektor produksi) yang mengandalkan pertumbuhannya pada ekspor cenderung mengalami dampak krisis global yang lebih parah dibandingkan dengan negara (atau sektor produksi) yang cenderung berorientasi pasar dalam negeri. Namun kondisi ini menuntut pasar dalam negeri untuk memiliki daya beli dalam waktu yang cukup lama, suatu hal yang mungkin tidak dapat dipenuhi karena krisis global juga memiliki pengaruh pada daya beli di pasar domestik. Selain itu, pembahasan ketahanan ekonomi Indonesia sering dikaitkan dengan data makroekonomi yang menunjukkan gejala pemulihan. Namun beberapa studi lainnya mengenai dampak krisis di Indonesia menangkap adanya gejala pengurangan lapangan kerja, peningkatan kegiatan ekonomi informal, perlambatan kegiatan produksi, penurunan ekspor, dan penurunan kesejahteraan rumah
tangga dan perorangan. Cakupan pandangan terhadap ketahanan ekonomi domestik dengan demikian tidak hanya terbatas pada aspek makroekonomi tetapi juga mikroekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar