Perkembangan
dan Klasifikasi Akuntansi Internasional
Makalah
Ditulis
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
(Softskil)

Oleh
NAMA : ULRIKA
NPM : 28210320
KELAS : 4EB21
NAMA
DOSEN : DINI YARTIWULANDARI
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2014
Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional
Pendahuluan
Fungsi akuntansi yang demikian penting dalam kehidupan bisnis dan
keuangan, menunjukkan bahwa akuntansi dalam masyarakat bisnis atau
internasional melakukan fungsi jasa. Akuntansi harus tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat yang terus berubah dan harus mencerminkan kondisi budaya, ekonomi,
hukum, sosial dan politik dari masyarakat tempat dia beroperasi. Dengan
demikian akuntansi harus berada tetap dalam kedudukannya yang berguna secara
teknis dan sosial.
Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi
internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan
harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing
dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap
perubahan lingkungan bisnis.
Didalam Akuntansi Internasional terdapat beberapa karakteristik era
ekonomi global, antara lain:
1.
Bisnis
internasional
2.
Hilangnya batasan-batasan antar negara era
ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk
atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
3.
Ketergantungan
pada perdagangan internasional
Alasan-alasan perusahaan Go Internasional :
1.
Theory
of comparative advantage
2.
Imperfect market theory
3.
Product
cycle theory
4.
Transfer technology and Strategic Alliance
Tantangan bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi :
1.
Skill
dan kompetensi yang dimiliki
2.
Memahami
Cross Functional Linkages, akuntan tidak hanya cukup mahir dalam teknik,
prosedur dan standar akuntansi tetapi juga harus biasa memandang bisnis sebagai
suatu bentuk terintegrasi. Seperti : kualitas produk, fleksibilitas produksi
dan kemampuan untuk memproduksi dan mengekspor dengan cepat agar bisa
memenangkan persaingan global
3.
Analisis
keuangan dan perbandingannya
Perkembangan Akuntansi Internasional sudah seyogyanya diiringi oleh
kemampuan individu yang bergerak dalam bidang akuntansi untuk ikut andil
memajukan akuntansi. Akuntansi Internasional merupakan penghubung antarnegara.
Delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional harus
dipahami dengan baik agar tercipta harmonisasi antarnegara yang bertransaksi.
I.
Faktor
yang mempengaruhi Perkembangan Akuntansi Internasional
Ada 8 faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu
:
1.
Sumber pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus
atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan
dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko
terkait. Sebaliknya, dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber
utama pendanaan, akuntansi memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui
pengukuran akuntansi yang konservatif.
2.
Sistem Hukum
Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum
(kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap
yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan
dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum
berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh
kasus dalam kode yang lengkap.
3.
Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.
4.
Ikatan Politik dan
Ekonomi.
5.
Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.
6.
Tingkat
Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.
7.
Tingkat Pendidikan
Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna
jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek
derivatif tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8.
Budaya
Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.
Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.
Didalam dimensi Nilai Akuntansi yang Mempengaruhi Praktek Akuntansi:
1. Profesionalisme versus
control wajib preferensi terhadap pelaksanaan perimbangan profesional individu
dan regulasi sendiri kalangan profesional dibandingkan terhadap kepatuhan
dengan ketentuan hukum yang telah ditentukan.
2. Keseragaman versus
fleksibilitas preferensi terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan
fleksibilitas dalam bereaksi terhadap suatu keadaan tertentu.
3.
Konservatisme versus
optimisme.
4. Kerahasiaan versus
transparansi preferensi atas kerahasiaan dan pembatasan informasi usaha menurut
dasar kebutuhan untuk tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk mengungkapkan
informasi terhadap public
II.
Perkembangan Akuntansi Dalam Ekonomi Yang Berorientasi
Pasar
Akuntansi keuangan yang berorientasi
pada makrekonomi mungkin mengakui secara formal nilai penemuan dari mineral
atau kandungan minyak, menghitung beban depresiasi atas peralatan produkstif
berdasarkan unit produksi, dan mengizinkan penghapusan biaya tertentu dengan
cepat jika hal ini merupakan kepentingan pembangunan ekonomi regional atau nasional.
·
Pola
Mikroekonomis
Ekonomi yang berorientasi pada pasar, termasuk ekonomi
yang tidak begitu banyak mendapat campur tangan administrasi pemerintah pusat,
mempercayakan sebagian besar kesejahteraan ekonomi kepada aktivitas-aktivitas
bisnis dari indvidu-individu dan masing-masing perusahaan bisnis. Dengan
demikian, dalam ekonomi ini, terdapat suatu orientasi fundamental yang mengarah
pada setiap sel dari akivitas ekonomi. Hal ini begitu berurat berakar di
organisasi-organisasi ekonomi barat dimana orientasi ini berlaku bagi banyak
proses bisnis, hukum, legislative dan sosial.
Dengan aktivitas-aktivitas swasta dan bisnis sebagai
inti urusan dalam ekonomi yang berorientasi kepada pasar dan dengan akuntansi
melakukan fungsi jasa bagi bisnis dan perusahaan-perusahaan bisnis, tampaknya
wajar saja bahwa akuntansi akan mengorientasikan dirinya kepada pertimbangan-pertimbangan
mikro yang sama, yang telah terbentuknya secara mapan dalam lingkungannya.
Beberapa pernyataan yang berkaitan dengan pola ini menyangkut:
1. Perusahaan
menyediakan titik-titik vokal bagi aktivitas-aktivitas ekonomi
2. Kebijakan
utama perusahaan bisnis adalah untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
3. Optimasi
dalam pengertian ekonomi adalah kebijakkan terbaik perusahaan untuk bertahan.
4. Akuntansi,
sebagai cabang ekonomi bisnis, mendapatkan konsep-konsep dan aplikasi
aplikasinya dari analisis ekonomi.
Konsep akuntansi utama dalam pola pengembangan yang
didasarkan pada mikro ekonomi adalah bahwa proses akuntansi harus
mempertahankan secara konstan jumlah investasi modal moneter dalam perusahaan
dalam nilai riil.
·
Disiplin
Independen
Menganggap akuntansi sebagai fungsi jasa dari bisnis
memberikan ruang yang cukup untuk menyimpulkan bahwa akuntansi dapat membangun
kerangka yang berguna bagi dirinya yang disaring dari proses bisnis yang
dilayaninya. Jika hal ini mungkin dilakukan, maka dukungan konseptual dari
suatu disiplin seperti ekonomi tidak dibutuhkan. Akuntansi dengan kata lain ,
bergantung pada dirinya menjadi suatu disiplin yang independen.
Pendekatan terhadap perkembangan Akuntansi.
Pendekatan terhadap perkembangan Akuntansi.
a. Pendekatan makro ekomomi
b. Pendekatan mikro ekonomi
c. Pendektan independen
d. Pendekatan yang seragam
III.
Negara Yang Dominan Dalam Perkembangan Praktek Akuntansi
Beberapa negara yang
dominan terhadap perkembangan akuntansi antara lain:
1) Prancis
2) Jepang
3) Amerika Serikat
Dalam perkembangannya
negara Prancis dan Jepang masih kurang dominan ketimbang Amerika Serikat. Hal
ini dapat dilihat dari perkembangan akuntansi Jepang yang dalam perkembangannya
saat ini didasarkan pada IFRS yang ada.
IV.
Klasifikasi Akuntansi
Klasifikasi dapat
dilakukan dengan cara :
o
Dengan pertimbangan
o
Secara empiris
Pendekatan terhadap
perkembangan akuntansi
o
Pendekatan Makro –
ekonomi
o
Pendekatan Mikro –
ekonomi
o
Pendekatan independen
o
Pendekatan yang seragam
Sistem Hukum :
Akuntansi hukum umum dan hukum kode
1.
Klasifikasi menurut
sistem hukum :
Akuntansi dalam negara
– negara hukum umum memiliki karakteristik berorientasi pada “penyajian wajar”,
transparan, full discloisure, dan pemisahaan antara akuntansi keuangan dan
pajak. Akuntansi dalam negara – negara hukum kode memiliki karakteristik
berorientasi pada legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah
kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak.
2.
Sistem Praktek :
Akuntansi penyajian
wajar vs kepatuhan hukum
Alasan hilangnya
perbedaan tingkat nasional:
-
Banyak perusahaan telah
listing di bursa saham di luar negara asal
-
Tanggung jawab
pembentukan standar akuntansi beralih dari pemerintah ke sektor swasta yang
profesional dan independen, seperti di Jerman dan Jepang. Pasar saham sebagai
sumber pendanaan semakin tumbuh di indonesia.
Klasifikasi yang
didasarkan pada penyajian wajar versus kepatuhan hukum menimbulkan
pengaruh yang besar
terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti (1) depresiasi, di mana
beban ditentukan
berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi (penyajian
wajar) atau jumlah yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum), (2)
sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap diperlakukan
seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi
yang biasa (kepatuhan hukum), (3) pension dengan biaya yang diakrual pada saat
dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar
dibayar pada saat berhenti kerja (kepatuhan hukum). Masalah lain adalah
penggunaan cadangan diskrit untuk meratakan laba dari satu periode ke periode
yang lain.
V.
Perbedaan Antara Penyajian Wajar dan Kepatuhan
Terhadap Hukum dan Negara Mana Yang Dominan Penerapannya
Perbedaan
penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum mengalami banyak permasahan. Ini menyangkut
penyesuaian yang dilakukan terhadap pemberlakuan IFRS sebagai dasar penyajian.
Beberapa masalah diantaranya :
1.
Depresiasi,
di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama
masa manfaat ekonomi.
2.
Sewa
guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap (properti)
diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna
usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).
3.
Pensiun
dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar)
atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja
(kepatuhan hukum).
Isu
Penting Perbedaan Penyajian Wajar dan Ketaatan Terhadap Hukum
Isu penting yang terjadi saat ini adalah tentang
pemberlakuan IFRS sebagau dasar penyajian. Sehingga negara-negara yang belum
melakukan penyajian wajar melalukan penyesuaian terhadap laporannya.
Ada beberapa alasan mengapa banyak perbedaan akuntansi
pada tingkat nsional menjadi semakin hilang, yaitu:
1. Pentingnya pasar saham sebagai sumber keuangan terasa
semakin berkembang di seluruh dunia. Modal sifatnya semakin menjadi global,
sehingga menuntut adanya standar laporan keuangan perusahaan yang diakui secara
mendunia.
2. Pelaporan keuangan ganda kini menjadi hal yang umum.
Satu set laporan sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan domestic local,
sedangkan yang satu lagi menggunakan prinsip akuntansi dan berisi pengungkapan
yang ditujukan kepada investor internasional.
3. Beberapa Negara yang menganut kodifikasi hukum, secara
khusus Jerman dan Jepang, mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar
akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor swasta yang profesional dan
independen. Hal ini membuat proses penetapan standar menjadi mirip dengan
proses di negara-negara hukum umum. Dan hal tersebut dilihat sebagai suatu cara
untuk secara lebih aktif mempengaruhi agenda-agenda IASB.
VI.
Perbedaan Antara Penyajian Wajar dan Kesesuaian Hukum Menimbulkan Pengaruh
Yang Besar
Perbedaan antara
penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap
banyak permasalahan akuntansi. Akuntansi hukum umum berorientasi pada kebutuhan
pengambilan keputusan oleh investor luar. Akuntansi kepatuhan hukum dirancang
untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba
kena pajak atau mematuhi rencana ekonomi pemerintah nasional. Setelah tahun
2005, seluruh perusahaan Eropa yang mencatatkan sahamnya akan menggunakan
akuntansi penyajian wajar dalam laporan konsolidasinya karena mereka akan
menggunakan IFRS.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar