PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
PENGERTIAN PERUBAHAN HARGA
- Inflasi :
Kenaikan harga secara umum.
Penyebab inflasi :
1) Kebijakan
moneter
2) Kebijakan fiskal
3) Biaya pemilihan
umum yang terlalu besar
4) Penyebaran
inflasi international
- Deflasi :
Penurunan harga secara umum.
MENGAPA LAPORAN KEUANGAN MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA
PERIODE PERUBAHAN HARGA?
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang tercatat sebesar biaya
akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi).
Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
PENYUSAIAN TINGKAT HARGA UMUM
Mata uang konstan biaya historis atau equivalen daya beli umum
merupakan jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga
umum (daya beli). Jumlah nominal merupakan jumlah mata uang yang belum
disesuaikan sedemikian rupa.
Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur
panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya
dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut
dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva
tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk
perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan
transaksi kini.
SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASI
- Amerika
Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul
”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar, untuk
selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis
dan daya beli konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat melengkapi
dan bukan menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar untuk leporan
keuangan utama.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33
menemukan bahwa (1) pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FSAB membingungkan,
(2) biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar, dan (3)
pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila
dibandingkan data biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu
perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan
menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi dimasa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut
untuk 5 tahun terakhir
1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3. Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos
moneter bersih.
4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat
dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan
melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau
aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum).
5. Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang
asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
6. Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7. Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
8. Dividen per saham biasa.
9. Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
10. Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI)
yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
b. Inggris
Komite Standar Akuntans Inggris
(Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar
Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16)
“Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. SSAP
16 berbeda dengan SFAS 33 dalam dua hal utama. Pertama, apabila standar AS
mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya
metode biaya kini utnuk pelaporan eksternal. Kedua, apabila penyesuaian inflasi
AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan
baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan
dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3. Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang
dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
c.
Brazil
Inflasi seringkali merupakan
bagian lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia
Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan hiperinflasi membuat inisiatif
akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu tidak lagi diwajibkan, akuntansi
inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan dua kelompok
pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar Modal
Brazil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan
ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan
indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata
uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban
tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi
(termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang
saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun
cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap
modal.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang
saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah
dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi Pasal
Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk perusahaan-perusahaan
yang sahamnya diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan yang
tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam
suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.
INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD BOARDS (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja
operasional yang dinyatakan dalam mata uang lokal di lingkungan hiperinflasi
tidak bermanfaat. Laba atau rugi daya beli terkait posisi kewajiban atau aset
moneter bersih harus dimasukkan ke dalam laba bersih.
Perusahaan pelaporan juga harus mengungkapkan:
1)
Fakta
bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukur telah
dilakukan.
2)
Model
penilaian aset yang digunakan dalam pelaporan utama (yaitu penilaian historis
atau biaya kini)
3)
Identitas
dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selama tahun
pelaporan.
4)
Laba-rugi
moneter bersih tahun berjalan.
HAL-HAL TERKAIT INFLASI
- Laba dan
Rugi Inflasi
- Laba dan
Rugi Modal
- Inflasi
Asing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar